Sabtu, 28 Juli 2012

Bunga

Beberapa hari yang lalu beberapa teman ngajakin hang out bareng karena udah lama ga ngumpul. Setelah disepakati, akhirnya tadi malam kami pun ngumpul di salah satu cafe tenda di jl yos sudarso. setelah ngobrol "ngalor-ngidul", aku jadi memperhatikan salah satu teman ku cewek yang kita sebut saja namanya bunga (kayak nama korban perkosaan >.< pissss),  Ternyata dia.. WOWWW.. MEROKOK!!!

Bagi sebagian org bila ada cewek merokok itu di anggap ga wajar. Karena pada umum nya rokok itu diperuntukkan bagi cowok. Padahal menurut ku ga ada aturan tertulis bahwa rokok itu "hanya" untuk cowok. Tapi, ga bisa disalah kan juga bagi mereka yang berpendapat kalau cewek yang merokok itu itu pasti bukan cewek baik-baik.

Sama seperti bila kita baru saja kenal dengan cewek, lalu kita nanya dimana rumah nya trus dia jawab.. "jl cilik riwut pal/km 12". maka kita pasti mikir kalau cewek itu pasti cewek "ga bener". padahal sepengatahuan ku di pal/km 12 itu juga ada mesjid, ada masyarakat, ada RT/RW. Jadi buat mereka yang tinggal di tempat itu bukan berarti semua nya orang ga bener.

Bila cewek memutuskan untuk merokok, itu hak mereka. jadi menurut ku merokok bagi cewek itu ga ada salah nya (terlepas dari bahwa merokok itu memang ga baik buat kesehatan). Terlebih lagi setelah  dia yang kita sebut namanya bunga itu (pisss lagi) bilang.. "jangan liatin aku kayak gitu, sebatang rokok itu tidak akan  mempengaruhi kualitas yang ada di diriku. jadi ngapain aku harus mikirin apa pendapat orang. Toh, dengan merokok aku tidak membuat mereka rugi".

Sekian.

n/b: jl cilik riwut pal/km 12 = lokalisasi.

3 komentar:

  1. Jadi gini, sebenarnya manusia itu harus bisa merubah pola pikir dan pola pandang pada hal-hal yang selalu dicap "kelaki-lakian". Diskriminasi itu bisa dalam bentuk apa saja, bahkan hal-hal tidak masuk akal seperti rokok.Selalu ada pengkotak-kotakan pekerjaan laki dan perempuan. Padahal sejatinya apa yang bisa dilakukan laki-laki bisa juga dilakukan oleh perempuan. Memang secara fisik laki-laki dan perempuan berbeda. Tapi kebanyakan aturan yang meletakkan perempuan pada level no.2 adalah peraturan yang diciptakan laki-laki untuk meninggikan posisi mereka. Ubahlah pola pandang terhadap hal-hal yang demikian. Gender equality itu mungkin tidak pernah ada, tapi lihatlah perempuan sebagai manusia yang sederajat. Dengan demikian, kedua belah pihak bisa saling menghormati.

    BalasHapus
  2. itulah alasan kenapa kartini itu dilahirkan...
    +1 buat mbak aini. salam kenal ya ^^

    BalasHapus
  3. tulisannya bagus mas dhody, sering sering ngeblog ya? salam kenal kembali ^^

    BalasHapus